Lunturnya Identitas Pemuda Indonesia Ditengah Pengaruh Globalisasi & Budaya Asing.
Di abad ke-21 ini, Telah nampak bagaimana para pemuda Indonesia semakin hari semakin berukurang jiwa Nasionalismenya di karenakan adanya proses Globalisasi yang berkembang pesat saat ini. Dengan adanya perkembangan teknologi yang terus berinovasi setiap saat, membuat para pemuda bangsa terbuai oleh hal-hal yang tidak nyata sehingga melupakan kewajiban mereka yang sebenarnya yaitu didunia nyata. Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai penyebab yang membuat para pemuda kehilangan identitas mereka, saya akan jelaskan terlebih dahulu mengenai arti dari Globalisasi itu sendiri.
Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah. Setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Globalisasi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata "Global" berarti mendunia sedangkan "Lization" berarti proses. Sehingga dalam Pengertian Globalisasi menurut Bahasa adalah suatu proses yang mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi, dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya. (source : www.artikelsiana.com).
Akibat pesatnya perkembangan Globalisasi diIndonesia, kita bisa lihat sendiri dampaknya terhadap para pemuda, sebagai contoh kecil dalam segi berpakaian, Sejak dahulu kala bangsa indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang penuh tatakrama dan juga selalu berpakaian yang sopan, akan tetapi, akibat pengaruh dari budaya luar, kita bisa lihat bagaimana para pemuda-pemudi berbusana kebarat-baratan dengan pakaian yang kurang sopan yaitu terlalu vulgar atau terbuka, dan sekarang hal itu sudah di anggap biasa saja, dan yang lebih parahnya bagi para pemuda yang berpakaian sopan dinilai sudah ketinggalan zaman dan kuno.
Dan kita juga telah merasakan bagaimana para pemuda-pemudi kita yang berkesempatan kuliah dan tinggal di luar negeri cenderung untuk membuang tata cara mereka hidup ketika masih di Indonesia dengan meniru gaya hidup orang-orang di negara baru yang mereka tempati yang seharusnya tidak perlu, karena yang kita hilangkan itu bukan hanya sekedar cara hidup, akan tetapi itu adalah identitas kita sebagai rakyat Indonesia. Itulah fenomena yang terjadi di zaman sekarang ini di Negara Indonesia kita. Tidak hanya dalam segi berpakaian , banyak aspek yang telah di rusak oleh keberadaan Globalisasi, contoh lainnya yaitu kita meniru gaya hidup bangsa lain dan seringkali menuju kearah gaya hidup hedonisme, atau yang paling terasa ialah efek keberadaan media sosial,
Dan kita juga telah merasakan bagaimana para pemuda-pemudi kita yang berkesempatan kuliah dan tinggal di luar negeri cenderung untuk membuang tata cara mereka hidup ketika masih di Indonesia dengan meniru gaya hidup orang-orang di negara baru yang mereka tempati yang seharusnya tidak perlu, karena yang kita hilangkan itu bukan hanya sekedar cara hidup, akan tetapi itu adalah identitas kita sebagai rakyat Indonesia. Itulah fenomena yang terjadi di zaman sekarang ini di Negara Indonesia kita. Tidak hanya dalam segi berpakaian , banyak aspek yang telah di rusak oleh keberadaan Globalisasi, contoh lainnya yaitu kita meniru gaya hidup bangsa lain dan seringkali menuju kearah gaya hidup hedonisme, atau yang paling terasa ialah efek keberadaan media sosial,
Keberadaan media sosial di lingkungan kita sangatlah nyata 10 tahun belakangan ini, dan para penggunanya tidak memiliki batasan usia, dari anak kecil hingga orang tua, Keberadaan media sosial di sekitar kita dapat memberikan banyak manfaat, akan tetapi media sosial juga salah satu faktor utama yang membuat para pemuda kita kehilangan jati dirinya,
Akibat terlalu fokus dan aktif memainkan social medianya, para pemuda seringkali lupa akan kewajiban-kewajibannya, tak sedikit para pemuda yang menghabiskan hari-harinya yang berharga dengan hanya memainkan akun mereka di media sosial. Sehingga mengurangi waktu mereka untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya baik di jenjang pendidikan ataupun di tempat mereka bekerja. Dan juga karena sibuk di media sosial, mereka bersikap acuh tak acuh akan apa yang sedang terjadi di negara tempat mereka tinggal, mereka bersifat lebih individualistis dan tidak memperdulikan masalah yang dihadapi orang lain di sekitar mereka.
Bisa kita rasakan bagaimana para mahasiswa jaman dahulu sebelum adanya media sosial begitu peduli dengan apa yang dihadapi Negara tempat mereka tinggal, dan bila ada masalah yang di hadapi, mereka akan bersatu dan mengeluarkan suara mereka demi kebaikan negaranya. Sekarang perilaku itu sudah hampir hilang, Mahasiswa sudah tidak begitu perduli dengan Negara mereka dan lebih memilih untuk diam hidup dalam dunia media sosial untuk melihat hal yang kurang bermanfaat dan merugikan mereka di masa yang akan datang. Mereka meniru cara hidup orang barat yang hidup bebas hingga menjadikan diri mereka rusak di dalam pergaulan, bisa dilihat semakin banyakna pemuda yang terkena pengaruh narkoba, minuman keras, seks bebas dan masih banyak lagi pengaruh buruk yang di sebabkan oleh Globalisasi.
Globalisasi di ciptakan untuk memberi kemudahkan untuk kita dalam melakukan segala sesuatu. Seperti mencari pekerjaan dan berbisnis, mencari beasiswa untuk pendidikan yang lebih tinggi dan masih banyak lagi efek positif yang bisa kita dapat dari adanya Globalisasi, akan tetapi bisa menjadi bencana bila kita gunakan untuk tujuan yang salah dan akhirnya menghancurkan diri kita dan masa depan kita. Oleh karena itu kita sebagai pemuda yang akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang harus memanfaatkan adanya Globalisasi sebaik mungkin untuk mewujudkan masa depan yang kita impikan, bukannya malah merusaknya.
Semoga saja para pemuda-pemudi Indonesia sadar akan pentingnya nasionalisme di diri mereka, karena itulah jati diri kita sebagai rakyat Indonesia, dan inilah yang membuat kita berbeda dari bangsa-bangsa lain didunia, sehingga kita harus dengan bangga menunjukan identitas kita pada dunia bahwa kitalah rakyat indonesia yang walau berbeda suku dan bangsa namun tetap satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar