Pemuda dan Sosialisasi
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemuda dan Sosialisasi dimasyarakat.
Makalah
ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi saya
banyak masukan yang bermanfaat dalam dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat membuat karya yang lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Akhir
kata saya berharap semoga makalah saya tentang Pemuda dan Sosialisasi di
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
sekalian.
Jakarta, 20 November 2015
Nadira
Helmi Madhi
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
….…………………………………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang
………………………………………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………………………………….
BAB 1
Internalisasi Belajar dan
Spesialisasi ………….……………………………………………
Pengertian
Internalisasi, Belajar dan spesialisasi……….………………………………………….....
Pengertian
dan Macam-Macam Sosialisasi…………………………….……………………………….
BAB 2
1.1 Pemuda dan Identitas
…………………………………………….........
1.2 Pengertian
Pemuda........................................................................
1.3 Macam-Macam
Pemuda………….................................................
1.4 Pengertian
Identitas…………………................................................
BAB 3
1.1 Peranan Pemuda dalam Masyarakat
………………...........
Daftar
Pusaka………………....................................................................
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan salah satu Negara dengan penduduk terbanyak diDunia ini. Tidak hanya
itu, Negara kita memegang peringkat nomor satu dalam peringkat dengan Negara
yang memiliki suku terbanyak di Dunia. Dan itu adalah kenyataanya, Negara kita
ini memiliki beraneka ragam suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Dan entah
ada berapa suku bangsa yang sekarang tinggal di Negara kita ini.
Dengan
memegang peringkat sebagai pemilik penduduk terbanyak di Dunia, tentu hal
tersebut menjadikan Negara kita memiliki penduduk umur produktif yang banyak
juga. Yaitu maksud saya remaja disini . Namun, apakah hal itu menjadikan Negara
kita Negara yang maju ? dengan populasi yang terus bertambah setiap harinya,
apakah para pemuda Negara kita dapat memajukan Bangsa kita tercinta ini ?
Tujuan
saya membuat makalah ini adalah untuk membahas sampai mana pemuda kita
telah menemukan identitas mereka dan
hal-hal apa yang mereka lakukan dalam pencarian identitas tersebut . Dan juga saya akan membahas soal peranan para
pemuda itu sendiri di masyarakat .
Rumusan
Masalah
Atas penentuan Latar Belakang
diatas, maka saya dapat memngambil rumusan masalah dari makalah ini sebagai
berikut :
“Pemuda dan identitas , dan apa
peranan pemuda di masyarakat?”
Tujuan
Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memberi
pengetahuan bagi para remaja agar mengerti betul pentingnya identitas bagi diri
mereka dan juga pentingnya bersosialisasi dengan masyarakat di sekeliling
mereka.
BAB
1
Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
I.
Pengertian
Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
Ø Internalisasi
adalah perubahan
dalam masyarakat. Ada beberapa makna Internalisasi , diantaranya ialah :
·
Secara
epistimologi Internalisasi berasal dari kata intern atau kata internal yang
berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan internalisasi berarti penghayatan
(Peter and Yeni, 1991: 576).
·
Internalisasi
adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan
keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam
sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439).
·
Internalisasi
adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai,
patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian
dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
Ø Pengertian
Belajar diantaranya
ialah,
·
Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap
yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangan, dan keadaan–keadaan sesaat
seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam interaksi dengan
lingkungan.
·
Belajar
adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal
·
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
·
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[1] Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Ø Spesialisasi lebih ditekankan pada kekhususan yang
telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang
agak panjang dan lama.
Setelah
mengerti arti dari kata tersebut, kita bisa mengambil inti bahwa kata itu saling
melengkapi satu sama lain. Dan tentu dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik
melalui suatu proses sosialisasi dilingkungan.
I.
Proses Sosialisasi
Sosialisasi adalah
suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan
membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi, jika tidak adanya Internalisasi dan
Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan
dilingkungan itu.
Proses
Sosialisasi ada 4 yaitu:
a. Tahapan Persiapan > Tahapan ini dilakukan
sejak manusia dilahirkan, pada saat anak – anak mulai mempersiapkan dirinya
untuk mengenal dunia sosialisasi dari lingkungan rumah, media dan tempat –
tempat yag disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
b. Tahapan Meniru > Di mana seorang
anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dia
mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang
tuanya.
c. Tahapan Siap Bertindak > Tahapan
ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi seorang diri yang dia
inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah maupun dilingkungannya,
dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
d. Tahapan Norma Kolektif > Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna
didalam dirinya sudah tau sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupanyang
sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang yang iia kenal
maupun orang yang iia tidak kenal dalam arti Masyarakat Luas.
BAB 2
Pemuda dan Identitas
1. Pengertian
Pemuda
Secara hukum pemuda adalah manusia yang
berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara
agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan
mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid
bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi
lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di
dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya
yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya.
Macam –
macam pemuda dikaji dari perannya dalam masyarakat:
1.
Jenis
Pemuda Urakan
Yaitu
pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan–perubahan dalam
masyarakat. Tidak ingin untuk mengadakan perubahan dalam kebudayaan, akan
tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk menentukan
kehendak diri sendiri.
2.
Jenis
Pemuda Nakal
Pemuda-pemuda
ini tidak ingin, tidak berminat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan
dalam masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari
masyarakat dengan menggunakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya
tetapi merugikan masyarakat.
3.
Jenis
Pemuda Radikal
Pemuda-pemuda
radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak
puas, tidak bisa menerima kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu
mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun
tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
4.
Jenis
Pemuda Sholeh
Pemuda
yang dalam setiap tingkah lakunya sehari – hari selalu berpegang teguh terhadap
agamanya. Melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Pengertian
Identitas
Sedangkan
identitas atau jati diri (kepribadian) adalah sikap atau sifat yang ada dalam
diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan
pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Siapa dia dan bagaimana
dia.
a. Pemuda dan Identitas
Telah
kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang
selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda.
Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja,
ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan
suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan
kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum
muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan
”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk
memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
i.
Kemurnian
idealismenya
ii. Keberanian
dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
iii.
Semangat
pengabdiannya
iv.
Sepontanitas
dan dinamikanya
v.
Inovasi
dan kreativitasnya
vi.
Keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
vii. Keteguhan
janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
viii. Masih
langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dalam
tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi
dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi terbentuknya kepribadian seorang pemuda. Hal itu dapat dibuktikan
dengan melihat cara media masa, karena banayk sekali sisi positif dan
negatifnya. Yang kita takutkan sekarang adalah dari sisi negatinya. Contohnya
saja diri video-video yang tidak baik, pembunuhan di kalangan pemuda,
pemerkosaan, dll.Dan banyak juga pelaku-pelaku pemuda yang tidak bertanggug
jawab. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan
tindakan asusila lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda
zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai
kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan
yang bebas saat ini.
Sangat
disayangkan apabila kita melihat pengambaran mengenai pemuda seperti diatas.
Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat
berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi
agar pemuda tidak kehilangan jatidirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang
tua dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain
itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga harus ditanamkan kepada para
pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam tindakan kemaksiatan.
Menurut pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai
aspek sosial, yakni:
- · Sosial psikologi
- · sosial budaya
- · sosial ekonomi
- · sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi
muda dewasa ini adalah:
- § Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
- § Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
- § Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
- § Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
- § Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
- § Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
- § Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental.
- Pergaulan bebas
- § Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
- § Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
BAB 3
PERANAN PEMUDA DAN MASYARAKAT
KPEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan.
Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh semangat perjuangan.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.
Bung Hatta & Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri.
Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.
Peranan pemuda dalam sosialisasi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.
Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
jadi intinya peran pemuda sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak pemuda sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar padahal dari pemuda lah timbul semangat-semangat yang dapat membuat sebuah bangsa menjadi besar. Berkurangnya rasa sosialisasi di masyakat juga tidak lepas dari kecanggihan teknologi sekarang yang semuanya serba instant, mudah dan cepat tanpa harus bersusah payah. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataannya masih ada pemuda-pemuda yang mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat seperti menjadi panitia-panitia dalam keagamaan, sosial, perayaan dan semacamnya.
Peran pemuda dalam masyarakat dapat ditingkatkan dengan mengadakan acara-acara atau kumpul untuk para pemudanya agar lebih bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Semoga cita-cita dan perjuangan para pahlawan dahulu untuk memerdekakan bangsa ini dapat terwujud dengan pemudanya yang turut berperan aktif dalam masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat membutuhkan sekali peran pemuda untuk kemajuan kedepannya. Apa arti pemuda? pemuda adalah sosok individu yang masih berproduktif yang mempunyai jiwa optimis, berfikir maju, dan berintelegtual. Dan hal yang paling menonjol dari pemuda ialah dengan cara melakukan perubahan menjadi lebih baik dan menjadi lebih maju. Dengan semangat 45 pemuda bisa merubah segalanya menjadi lebih baik. perubahan hampir selalu di majukan oleh para golongan muda. pemuda merupakan pilar bagi kebangkitan umat. banyak kewajiban pemuda yaitu tanggung jawab. kebaikan akan membuat mereka jaya diduniannya contoh dari peran pemuda dalam masyarakat ialah
1) pemuda dalam mencegah HIV
2) kepemimpinan dalam negara dan lain lain.
Peran pemuda dalam masyarakat kita kita diantaranya,
1. Reposisi Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebagai gerakan civil society, akan terus menempatkan pemuda pada posisi pelatuk sekaligus pengawal perubahan. Semangat inilah semestinya terus terjaga dalam setiap gerakan kepemudaan. Indefendensi sebagai pilihan semangat gerakan pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam diri setiap gerakan pemuda.
Pemuda jika didefinisikan sebagai masyarakat (social human) yang memiliki kesadaran organik dan senantiasa bergerak dalam kerangka kelembagaan, pada era desentralisasi ini, semestinya pemuda dapat menginternalisasi kembali efektifitas gerakannya. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan mendefinisikan ulang gerakannya.
Posisi pemuda yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih nyata. Seperti sifat, “primordialnya” (lahiriahnya) pemuda yang pada puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran perekat antar wilayah. Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan dengan baik. Pola gerakan yang memadukan antara mobilisasi kepentingan masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah (pendampingan/pemberdayaan) politik masyarakat lokal, dan Kontrol sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas.
Pemuda jika didefinisikan sebagai masyarakat (social human) yang memiliki kesadaran organik dan senantiasa bergerak dalam kerangka kelembagaan, pada era desentralisasi ini, semestinya pemuda dapat menginternalisasi kembali efektifitas gerakannya. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan mendefinisikan ulang gerakannya.
Posisi pemuda yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih nyata. Seperti sifat, “primordialnya” (lahiriahnya) pemuda yang pada puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran perekat antar wilayah. Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan dengan baik. Pola gerakan yang memadukan antara mobilisasi kepentingan masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah (pendampingan/pemberdayaan) politik masyarakat lokal, dan Kontrol sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas.
2.Pemuda dan pembangunan Daerah
Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting masyarakat dalam pembangunan daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap kebijakan pembangunan daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peran-peran strategis dalam pembangunan daerah saat ini.
Dalam jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat tuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat, di era desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.
Dalam jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat tuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat, di era desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.
DAFTAR PUSAKA
1. Hemawan, Hendri, (2011) "Pemuda dan Identitas"
http://caloninsinyur-rendi.blogspot.co.id/2011/11/pemuda-dan-identitas.html
2. Muchad, (2010) " Pengertian Pemuda dan Macamnya"
http://muchad.com/pengertian-pemuda-dan-macam-macamnya.html
3. Lintang, Rayindha (2012) "Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi"
http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.co.id/2012/10/internalisasi-belajar-dan-spesialisasi.html
4. Puspita, Aryani (2012) "Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi"
https://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-ii-internalisasi-belajar-dan-spesialisasi/
5. Hermawan, Wahyu (2014) "Peran Pemuda dalam Masyarakat"
http://acepwahyuhermawan79.blog.com/peran-pemuda-dalam-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar